Tugas Besar

TUGAS BESAR



KONTROL AQUARIUM IKAN MAS KOKI


1. Pendahuluan   [Kembali]

        Aquarium Ikan Mas Koki telah menjadi pilihan populer di kalangan pecinta ikan hias, menghadirkan keindahan dan pesona khasnya dalam dunia akuarium. Menjaga kondisi lingkungan akuarium yang optimal adalah kunci untuk kesehatan dan kesejahteraan ikan mas koki. Oleh karena itu, penggunaan sistem kontrol yang canggih dan terkini menjadi suatu keharusan untuk menciptakan lingkungan yang stabil dan ideal bagi ikan mas koki.
        Kontrol pada akuarium ikan mas koki melibatkan sejumlah aspek penting, seperti pemeliharaan suhu air, kualitas air, pencahayaan, dan lainnya. Penggunaan teknologi kontrol modern memungkinkan pemilik akuarium untuk memonitor dan mengelola parameter-parameter ini secara efisien. Dengan adanya sistem kontrol yang baik, kita dapat menciptakan kondisi akuarium yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan ikan mas koki, sekaligus meminimalkan risiko penyakit dan stres.
        Dalam materi ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek terkait kontrol akuarium ikan mas koki. Mulai dari pemilihan sensor yang tepat, pengaturan suhu air, monitoring kualitas air, hingga implementasi sistem otomatisasi yang dapat meningkatkan kenyamanan bagi pemilik akuarium. Materi ini juga akan membahas teknologi-teknologi terkini yang dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan keberhasilan dalam menjaga akuarium ikan mas koki. Dengan pemahaman mendalam terhadap sistem kontrol, kita dapat menciptakan lingkungan akuarium yang optimal dan mendukung kehidupan sehat ikan mas koki.


2. Tujuan   [Kembali]
    1. Memahami prinsip dasar input dan output pada mikrokontroler
    2. Mengetahui komponen yang digunakan dalam membuat rangkaian pada Kontrol Aquarium Ikan Mas Koki.

3. Alat dan Bahan   [Kembali]

Alat :

1. Power Supply


Generator

  •        Baterai

 


 

Bahan : 

  • Arduino Uno

Spesifikasi :

  • Resistor


Spesifikasi :

  • Dioda



  •   Kapasitor 

 

Spesifikasi :
  • ESR: 6mΩ to 70mΩ
  • Voltage: 2V to 16V
  • Capacitance: 6.8µF to 470µF
  • Operating Temperature: -55°C to 125°C
  • Polymer cathode technology
  • High frequency capacitance retention
  • Non-ignition failure mode
  • 100% accelerated steady state aging
  • 100% surge current tested
  • Volumetric efficiency
  • Self-healing mechanism
  • EIA standard case sizes

  • Induktor 

Spesifikasi : 
• 11.2 x 11.2 x 9.0mm maximum surface mount package
• Ferrite core material 
• High current carrying capacity, low core losses 
• Controlled DCR tolerance for sensing circuits 
• Inductance range from 205nH to 950nH 
• Current range from 11.5 to 69 amps 
• Frequency range up to 2MHz
• Storage temperature range (component): -40 °C to +125 °C 
• Operating temperature range: -40 °C to +125 °C (ambient plus self-temperature rise) 
• Solder reflow temperature: J-STD-020 (latest revision) compliant

  • Lampu

 

  • Turbidity Sensor
turbidity

Spesifikasi dari Turbidity Sensor (Kekeruhan Air) SEN0189 :

  • Tegangan Operasional            : 5 VDC
  • Arus Operasional                    : 40 mA (Max)
  • Waktu Respons                       : < 500 mS
  • Output Analog                        : 0 - 4,5 Volt
  • Rentang Temperature             : 5 derajat Celcius s/d 90 derajat Celcius
  • Storage Temperature              : - 10 derajat Celcius s/d 90 derajat Celcius
  • Berat                                       : 30 g
  • Dimensi                                  : 38 mm x 28 mm x 10 mm 

  • Water Sensor 
Spesifikasi :


  • Sensor pH

Spesifikasi:

- Catu Daya 5V
- Ukuran Modul: 43 mm x 32 mm
- Jangkauan Pengukuran: 0 - 14 pH
- Temperatur Kerja: 0°C - 60°C
- Akurasi: ± 0.1 pH (25°C)
- Respon Waktu: = 1 menit
- Jenis Konektor: BNC
- Antarmuka: PH 2.0
- Gain Adjustment: Potensiometer 
- Indikator Daya: LED 


  •  Sensor LM35


Spesifikasi:

  • Tegangan kerja berkisar 4 Volt DC - 30 Volt DC.
  • Output linier dengan kenaikan tegangan 10mV (0.01V) untuk setiap kenaikan suhu sebesar 1 derajat celcius.
  • Arus kerja yang rendah yaitu kurang dari 60mikro Ampere.
  • Dapar mengukur suhu dengan range -55 sampai 150 celcius.
  • Akurasi kuranglebih 0.5 derajat celcius pada suhu ruangan.


 

  • Sensor UV


Pinout

Spesifikasi

Grafik Respon Sensor


  • Motor DC




 DC Motor Specifications
  • Standard 130 Type DC motor
  • Operating Voltage: 4.5V to 9V
  • Recommended/Rated Voltage: 6V
  • Current at No load: 70mA (max)
  • No-load Speed: 9000 rpm
  • Loaded current: 250mA (approx)
  • Rated Load: 10g*cm
  • Motor Size: 27.5mm x 20mm x 15mm
  • Weight: 17 grams

  • LCD 

         Spesifikasi :
  • Tegangan operasi LCD ini adalah 4.7V-5.3V
  • Ini mencakup dua baris di mana setiap baris dapat menghasilkan 16 karakter.
  • Pemanfaatan arus adalah 1mA tanpa lampu latar
  • Setiap karakter dapat dibangun dengan kotak 5×8 piksel
  • Alfanumerik LCD alfabet & angka
  • Apakah tampilan dapat bekerja pada dua mode seperti 4-bit & 8-bit
  • Ini dapat diperoleh dalam Lampu Latar Biru & Hijau
  • Ini menampilkan beberapa karakter yang dibuat khusus


  •  Relay 









  • Potensiometer
 
4. Dasar Teori  [Kembali]

  • Resistor 


   


 

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika.


  • Kapasitor

Kapasitor atau disebut juga dengan kondensator adalah komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi kapasitor (kondensator) di antaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian tuner, sebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk kapasitor (kondensator) adalah Farad (F).

Rumus Kapasitas Kapasitor

 


 

                Rumus Kapasitor Keping Sejajar (Udara)


                Rumus Kapasitor Keping Sejajar (Medium)

 


 

                Rumus Kapasitas Kapasitor Bentuk Bola

 



  • Induktor


Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang terdiri dari susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah Kumparan. Pada dasarnya, Induktor dapat menimbulkan Medan Magnet jika dialiri oleh Arus Listrik. Medan Magnet yang ditimbulkan tersebut dapat menyimpan energi dalam waktu yang relatif singkat. Dasar dari sebuah Induktor adalah berdasarkan Hukum Induksi Faraday.

Kemampuan Induktor atau Coil dalam menyimpan Energi Magnet disebut dengan Induktansi yang satuan unitnya adalah Henry (H). Satuan Henry pada umumnya terlalu besar untuk Komponen Induktor yang terdapat di Rangkaian Elektronika. Oleh Karena itu, Satuan-satuan yang merupakan turunan dari Henry digunakan untuk menyatakan kemampuan induktansi sebuah Induktor atau Coil. Satuan-satuan turunan dari Henry tersebut diantaranya adalah milihenry (mH) dan microhenry (µH). Simbol yang digunakan untuk melambangkan Induktor dalam Rangkaian Elektronika adalah huruf “L”.

Simbol Induktor

Berikut ini adalah Simbol-simbol Induktor :

Simbol-simbol Induktor (Coil)

Simbol Induktor di proteus :

Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah :

  • Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya
  • Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula induktansinya
  • Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi ataupun Ferit.
  • Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek inductor (Koil) tersebut semakin tinggi induktansinya.
Jenis-jenis Induktor (Coil)
Berdasarkan bentuk dan bahan inti-nya, Induktor dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :
  • Air Core Inductor – Menggunakan Udara sebagai Intinya
  • Iron Core Inductor – Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya
  • Ferrite Core Inductor – Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya
  • Torroidal Core Inductor – Menggunakan Inti yang berbentuk O Ring (bentuk Donat)
  • Laminated Core Induction – Menggunakan Inti yang terdiri dari beberapa lapis lempengan logam yang ditempelkan secara paralel. Masing-masing lempengan logam diberikan Isolator.
  • Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur sesuai dengan keinginan. Inti dari Variable Inductor pada umumnya terbuat dari bahan Ferit yang dapat diputar-putar.

Fungsi Induktor (Coil) dan Aplikasinya

Fungsi-fungsi Induktor atau Coil diantaranya adalah dapat menyimpan arus listrik dalam medan magnet, menapis (Filter) Frekuensi tertentu, menahan arus bolak-balik (AC), meneruskan arus searah (DC) dan pembangkit getaran serta melipatgandakan tegangan.

Berdasarkan Fungsi diatas, Induktor atau Coil ini pada umumnya diaplikasikan :

    • Sebagai Filter dalam Rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi
    • Transformator (Transformer)
    • Motor Listrik
    • Solenoid
    • Relay
    • Speaker
    • Microphone

  • Diode

Cara Kerja Dioda:

Secara sederhana, cara kerja dioda dapat dijelaskan dalam tiga kondisi, yaitu kondisi tanpa tegangan (unbiased), diberikan tegangan positif (forward biased), dan tegangan negatif (reverse biased).

a. tanpa tegangan

Pada kondisi tidak diberikan tegangan akan terbentuk suatu perbatasan medan listrik pada daerah P-N junction. Hal ini terjadi diawali dengan proses difusi, yaitu bergeraknya muatan elektro dari sisi n ke sisi p. 

b. kondisi forward bias

Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal positif sumber listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal negatif. Adanya tegangan eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi tertarik ke masing-masing kutub. Ion-ion negatif akan tertarik ke sisi anoda yang positif, dan ion-ion positif akan tertarik ke sisi katoda yang negatif.

c. kondisi reverse bias

Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal negatif sumber listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal positif. Adanya tegangan eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi tertarik ke masing-masing kutub.

  • Arduino Uno

Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang didalamnya terdapat utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Arduino yang kita gunakan dalam praktikum ini adalah Arduino Uno yang menggungakan chip AVR ATmega 328P. Dalam memprogram Arduino, kita bisa menggunakan komunikasi serial agar Arduino dapat berhubungan dengan komputer ataupun perangkat lain.

Adapun spesifikasi dari Arduino Uno ini adalah sebagai berikut :


Bagian-bagian arduino uno:
-Power USB
Digunakan untuk menghubungkan Papan Arduino dengan komputer lewat koneksi USB.
-Power jack
Supply atau sumber listrik untuk Arduino dengan tipe Jack. Input DC 5 - 12 V.
-Crystal Oscillator
Kristal ini digunakan sebagai layaknya detak jantung pada Arduino. Jumlah cetak menunjukkan 16000 atau 16000 kHz, atau 16 MHz.
-Reset
Digunakan untuk mengulang program Arduino dari awal atau Reset.
-Digital Pins I / O
Papan Arduino UNO memiliki 14 Digital Pin. Berfungsi untuk memberikan nilai logika (0 atau 1). Pin berlabel " ~ " adalah pin-pin PWM ( Pulse Width Modulation ) yang dapat digunakan untuk menghasilkan PWM.
-Analog Pins
Papan Arduino UNO memiliki 6 pin analog A0. Digunakan untuk membaca sinyal atau sensor analog seperti sensor jarak, suhu, dsb, dan mengubahnya menjadi nilai digital.
-LED Power Indicator
Lampu ini akan menyala dan menandakan Papan Arduino mendapatkan supply listrik dengan baik.
Bagian - bagian pendukung:
-RAM
RAM (Random Access Memory) adalah tempat penyimpanan sementara pada komputer yang isinya dapat diakses dalam waktu yang tetap, tidak memperdulikan letak data tersebut dalam memori atau acak. Secara umum ada 2 jenis RAM yaitu SRAM (Static Random Acces Memory) dan DRAM (Dynamic Random Acces Memory).
-ROM
ROM (Read-only Memory) adalah perangkat keras pada computer yang dapat menyimpan data secara permanen tanpa harus memperhatikan adanya sumber listrik. ROM terdiri dari Mask ROM, PROM, EPROM, EEPROM.
Block Diagram Mikrokontroler ATMega 328P pada Arduino UNO

Adapun block diagram mikrokontroler ATMega 328P dapat dilihat pada gambar berikut:



Block diagram dapat digunakan untuk memudahkan / memahami bagaimana kinerja dari mikrokontroler ATMega 328P.

Pin-pin ATMega 328P:




  • Relay

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.

 


Ada besi atau yang disebut dengan nama inti besi dililit oleh sebuah kumparan yang berfungsi sebagai pengendali.  Sehingga kumparan kumparan yang diberikan arus listrik maka akan menghasilkan gaya elektromagnet.  Gaya tersebut selanjutnya akan menarik angker untuk pindah dari biasanya tutup ke buka normal.  Dengan demikian saklar menjadi pada posisi baru yang biasanya terbuka yang dapat menghantarkan arus listrik.  Ketika armature sudah tidak dialiri arus listrik lagi maka ia akan kembali pada posisi awal, yaitu normal close

Fitur:

1. Tegangan pemicu (tegangan kumparan) 5V

2. Arus pemicu 70mA

3. Beban maksimum AC 10A @ 250 / 125V

4. Maksimum baban DC 10A @ 30 / 28V

5. Switching maksimum

 

  • Turbidity Sensor
turbidity

 Sensor kekeruhan atau turbidity sensor adalah perangkat yang dirancang untuk mengukur sejauh mana air atau cairan lainnya menghalangi atau menyebabkan dispersi cahaya yang melewatinya. Tingkat kekeruhan air dapat memberikan indikasi tentang jumlah partikel padat, lumpur, mikroorganisme, atau zat lain yang terlarut di dalamnya. Informasi ini penting dalam berbagai aplikasi, termasuk pemantauan kualitas air, sistem pengolahan air, akuarium, dan lingkungan lainnya.

Turbidity Sensor (Kekeruhan Air) digunakan untuk mendeteksi kualitas air dengan cara mengukur tingkat kekeruhannya. Sensor ini menggunakan cahaya untuk mendeteksi partikel yang tertahan didalam air dengan cara mengukur transmisi cahaya dan tingkat penghamburan cahaya yang berubah sesuai dengan jumlah TTS (Total Suspended Solids). Dengan meningkatnya TTS, maka tingkat kekeruhan cairan juga meningkat.

Terdapat dua mode keluaran dari Turbidity Sensor (Kekeruhan Air) SEN0189, yaitu keluaran digital dan keluaran analog. Berdasarkan datasheet, berikut ini spesifikasi dari Turbidity Sensor (Kekeruhan Air) SEN0189 :

  1. Tegangan Operasional            : 5 VDC
  2. Arus Operasional                     : 40 mA (Max)
  3. Waktu Respons                        : < 500 mS
  4. Output Analog                          : 0 - 4,5 Volt
  5. Rentang Temperature            : 5 derajat Celcius s/d 90 derajat Celcius
  6. Storage Temperature              : - 10 derajat Celcius s/d 90 derajat Celcius
  7. Berat                                          : 30 g
  8. Dimensi                                    : 38 mm x 28 mm x 10 mm

    Sensor kekeruhan total padatan padat/tersuspensi menggunakan cahaya yang dihamburkan ke belakang, terdiri dari dua detektor cahaya dan lampu LED yang diposisikan pada sudut 90° dan 135°.Kekeruhan larutan dan jumlah TSS yang ada dihitung ketika detektor menerima jumlah cahaya yang dihamburkan, yang kemudian ditampilkan oleh pemancar dalam satuan yang diinginkan (biasanya g/L atau %TS).Partikel padat apa pun dalam larutan akan menyebabkan cahaya yang dipancarkan oleh lampu LED tersebar secara efektif. 

    Sensor turbidity bekerja dengan prinsip penghambatan cahaya. Cahaya yang dipancarkan oleh LED akan dihamburkan oleh partikel-partikel padat yang terkandung dalam air. Semakin banyak partikel padat yang terkandung dalam air, semakin besar cahaya yang dihamburkan, dan semakin kecil cahaya yang mencapai fotodioda.

    Tegangan yang dihasilkan oleh fotodioda berbanding lurus dengan intensitas cahaya yang mencapainya. Jadi, semakin kecil cahaya yang mencapai fotodioda, semakin rendah tegangan yang dihasilkan.

    Oleh karena itu, ketika kekeruhan meningkat, tegangan akan menurun. Hal ini karena semakin banyak partikel padat yang terkandung dalam air, semakin kecil cahaya yang mencapai fotodioda, dan semakin rendah tegangan yang dihasilkan.

Cara Kerja:

  • Umumnya, turbidity sensor bekerja dengan mengirimkan cahaya ke dalam sampel air dan mengukur sejauh mana cahaya tersebut tersebar atau diserap oleh partikel-partikel di dalam air. Semakin tinggi kekeruhannya, semakin banyak cahaya yang tersebar atau diserap.
  • Terdapat dua jenis prinsip dasar yang sering digunakan dalam turbidity sensor: metode hamburan (scattering method) dan metode absorbsi (absorption method). Metode hamburan melibatkan pengukuran cahaya yang tersebar, sedangkan metode absorbsi mengukur seberapa banyak cahaya yang diserap oleh partikel-partikel tersebut.
    Satuan yang digunakan untuk mengukur kekeruhan suatu fluida atau keberadaan partikel tersuspensi dalam air adalah NTU atau singkatan dari Nephelometric Turbidity unit. Semakin tinggi konsentrasi padatan tersuspensi dalam suatu air, maka air tersebut akan terlihat semakin kotor dan semakin tinggi pula kekeruhannya.
    Hubungan antara NTU dan padatan tersuspensi adalah sebagai berikut: 1 mg/l (ppm) setara dengan 3 NTU. Misalnya, 300 mg/l (ppm) sama dengan 900 NTU.

Secara singkat, ppm sama dengan TDS. PPM adalah singkatan dari "parts per million", yang merupakan unit pengukuran yang menunjukkan jumlah suatu zat terlarut dalam suatu larutan. TDS adalah singkatan dari "total dissolved solids", yang merupakan jumlah keseluruhan zat terlarut dalam suatu larutan.

Secara teknis, TDS adalah ukuran massa zat terlarut dalam suatu larutan, sedangkan ppm adalah ukuran konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan.


Grafik Turbidity sensor


Grafik hubungan turbiditas dengan tegangan menunjukkan bahwa sensor ini mengukur kekeruhan dan mengubahnya menjadi sinyal tegangan. Sumbu x mewakili kekeruhan dalam NTU (Nephelometric Turbidity Units), sedangkan sumbu y mewakili tegangan dalam volt (V). Grafik menunjukkan korelasi negatif antara kekeruhan dan tegangan, yang berarti bahwa ketika kekeruhan meningkat, tegangan menurun, dan sebaliknya.

Pada tingkat kekeruhan yang rendah (kurang dari 1000 NTU), voltase relatif tinggi (sekitar 4,5-5 V). Saat kekeruhan meningkat, tegangan menurun secara linear, mencapai sekitar 1,5 V pada 2500 NTU dan 1 V pada 3500 NTU. Hubungan ini menunjukkan bahwa sensor turbidity sensitif terhadap perubahan kekeruhan dan dapat memberikan pengukuran yang akurat pada berbagai tingkat kekeruhan.

Secara keseluruhan, grafik menunjukkan bahwa sensor turbidity dapat digunakan untuk mengukur kekeruhan dalam air dengan mengubahnya menjadi sinyal tegangan, dengan tingkat kekeruhan yang lebih tinggi yang sesuai dengan pembacaan tegangan yang lebih rendah.

Pada grafik ini menunjukan hubungan eksponensial terbalik, dimana tegangan menurun secara eksponensial. Sedangkan tingkat kekeruhan semakin tinggi secara eksponensial. 
  • Sensor LDR


LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenainya. LDR juga dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Nilai resistansi dari LDR bergantung pada intensitas cahaya. Semakin tinggi intensitas cahaya yang mengenainya, maka semakin kecil nilai resistansinya. Sebaliknya semakin rendah intensitas cahaya yang mengenainya, maka semakin besar nilai resistansinya. Secara umum, sensor LDR memiliki nilai hambatan 200 Kilo Ohm saat intensitas cahaya rendah dan akan menurun menjadi 500 Ohm saat intensitas cahaya tinggi.

Karakteristik sensor LDR
- Laju Recovery
Laju recovery merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik, untuk LDR tipe arus harganya lebih besar dari 200K/detik(selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai den-gan level cahaya 400 lux.

- Respon Spektral
Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, aluminium, baja, emas dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan penghantar yang paling banyak, digunakan karena mempunyai daya hantaryang baik.

Untuk mengukur kekeruhan air aquarium menggunakan sensor LDR, prinsip kerja yang digunakan adalah sebagai berikut:
  • Sensor LDR dipasang pada bagian atas aquarium.
  • Sebuah lampu LED dipasang di depan sensor LDR.
  • Mikrokontroler digunakan untuk membaca nilai resistansi dari sensor LDR.
Ketika air dalam aquarium jernih, cahaya dari lampu LED akan dapat menembus air dengan baik dan mengenai sensor LDR. Akibatnya, nilai resistansi sensor LDR akan kecil. Sebaliknya, ketika air dalam aquarium keruh, cahaya dari lampu LED akan terhalang oleh partikel-partikel yang ada di dalam air. Akibatnya, nilai resistansi sensor LDR akan besar. Mikrokontroler akan membaca nilai resistansi dari sensor LDR dan menentukan tingkat kekeruhan air berdasarkan nilai resistansi tersebut.

Secara umum, semakin besar nilai resistansi sensor LDR, maka semakin keruh air dalam aquarium.

Posisi sensor LDR pada aquarium harus dipasang pada bagian atas aquarium. Hal ini bertujuan agar cahaya dari lampu LED dapat menembus air dengan baik dan mengenai sensor LDR.

Grafik respon sensor


Berdasarkan grafik diatas, grafik tersebut non-linear. Grafik tersebut berbentuk garis lengkung, bukan garis lurus. Pada grafik ini intensitas cahaya meningkat secara eksponensial. Hal ini berarti bahwa tegangan juga meningkat secara eksponensial. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara intensitas cahaya dan tegangan adalah hubungan eksponensial searah.

  • TDS Sensor


Total Dissolved Solid alias disingkat TDS adalah “benda padat yang terlarut” yaitu semua mineral, garam, logam, serta kation-anion yang terlarut di air. Termasuk semua yang terlarut di luar molekul air murni (H2O). Secara umum konsentrasi benda-benda padat terlarut merupakan jumlah antara kation dan anion di dalam air. TDS terukur dalam satuan parts per million (ppm) atau perbandingan rasio berat ion terhadap air (Ling dan Zhang, 2017).

Total Dissolved Solid (TDS) Meter adalah alat untuk mengetes jumlah zat padat yang terlarut dalam air. Hasil pengukuran TDS Meter mempunyai satuan part per million (ppm) yaitu bagian per satu juta. Ppm dapat diartikan suatu jumlah ion dalam suatu larutan. Sebagai contoh terdapat 1 ppm ion Na+ dalam suatu larutan, ini berarti dalam larutan tersebut terdapat 1 juta ion Na+. Total Dissolved Solid (TDS) merupakan salah satu indikator tingkat pencemaran air yang sering dianalisis. Prinsip dasar TDS : Total Dissolved Solid (TDS) adalah parameter yang menunjukkan kandungan padatan terlarut dalam air yang termasuk di dalamnya unsur-unsur pencemaran seperti logam berat dan limbah organik. Semakin tinggi nilai TDS semakin tercemar kualitas air yang diukur (Tampubolon, 2013).

Sensor TDS bekerja berdasarkan prinsip konduktivitas listrik. Konduktivitas adalah ukuran kemampuan suatu zat untuk menghantarkan listrik. Semakin banyak ion yang terlarut dalam suatu zat, semakin tinggi konduktivitasnya.

Pada sensor TDS, terdapat dua elektroda yang ditempatkan dalam air yang ingin diukur. Elektroda-elektroda ini dihubungkan dengan sumber listrik. Ketika arus listrik mengalir melalui elektroda-elektroda tersebut, maka akan terjadi hambatan. Hambatan ini dipengaruhi oleh konsentrasi ion dalam air. Hambatan yang terjadi antara dua elektroda pada sensor TDS dapat diubah menjadi tegangan. Tegangan yang dihasilkan ini kemudian dapat diukur oleh sensor TDS. 

Semakin tinggi konsentrasi ion dalam air, semakin tinggi hambatan yang terjadi. Sensor TDS akan mengukur hambatan ini dan menggunakan data tersebut untuk menghitung konsentrasi ion dalam air.


Spesifikasi TDS :

1. Input Voltage: 3.3 ~ 5.5V
2. Output Voltage: 0 ~ 2.3V
3. Working Current: 3 ~ 6mA
4. TDS Measurement Range: 0 ~ 1000ppm
5. TDS Measurement Accuracy: ± 10% FS (25 ℃)
6. TDS probe with Number of Needle: 2

Grafik Respon





  • Water Level Sensor

 Water sensor adalah controller yang bisa mendeteksi volume air, tinggi air, serta kualitas air di dalam tangki, sungai, danau, dan sejenisnya dengan akurat dan mudah. Sensor ini merupakan perangkat yang bisa mematikan atau menghidupkan pompa air secara otomatis andai air mulai berakhir atau sudah nyaris penuh.

Jumlah Pin pada Sensor ini berjumlah 3 Yaitu :

  1. Pin Negatif (-)
  2. Pin Positif (+)
  3. Pin Data (S).

Water Level Sensor adalah alat yang digunakan untuk memberikan signal kepada alarm / automation panel bahwa permukaan air telah mencapai level tertentu. Sensor akan memberikan signal dry contact (NO/NC) ke panel. Detector ini bermanfaat untuk memberikan alert atau untuk menggerakkan perangkat automation lainnya. Water sensor ini telah dilengkapi dengan built-in buzzer yang berbunyi pada saat terjadi trigger. Sensor ketinggian air biasanya digunakan untuk menghitung ketinggian air di sungai, danau, atau tangki air. Sensor ini sangat mudah untuk dibuat karena bahan - bahanya sederhana.

Cara Kerja Sensor

Water level merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi ketinggian air dengan output analog kemudian diolah menggunakan mikrokontroler. Cara kerja sensor ini adalah pembacaan resistansi yang dihasilkan air yang mengenai garis lempengan pada sensor. Cara kerja sensor ini adalah pembacaan resistansi yang dihasilkan air yang mengenai garis lempengan pada sensor. Semakin banyak air yang mengenai lempengan tersebut, maka nilai resistansinya akan semakin kecil dan sebaliknya. Sensor memiliki sepuluh jejak tembaga yang terbuka, lima di antaranya adalah jejak daya dan lima lainnya adalah jejak indera. Jejak-jejak ini terjalin sehingga ada satu jejak indera di antara setiap dua jejak kekuatan. Biasanya, jejak kekuatan dan indera tidak terhubung, tetapi ketika direndam dalam air, keduanya dijembatani. Pengoperasian sensor ketinggian air cukup sederhana. Jejak daya dan indra membentuk resistor variabel (seperti potensiometer) yang resistansinya bervariasi berdasarkan seberapa banyak mereka terpapar air.

Grafik Water Level Sensor

Pengoperasian sensor ketinggian air cukup sederhana.
Jejak daya dan indra membentuk resistor variabel (seperti potensiometer) yang resistansinya bervariasi berdasarkan seberapa banyak mereka terpapar air.


Resistensi ini berbanding terbalik dengan kedalaman pencelupan sensor dalam air : Semakin banyak air yang dibenamkan sensor, semakin baik konduktivitasnya dan semakin rendah resistansinya. Semakin sedikit air yang dibenamkan sensor, semakin buruk konduktivitasnya dan semakin tinggi resistansinya. Sensor menghasilkan tegangan output yang sebanding dengan resistansi; dengan mengukur tegangan ini, ketinggian air dapat ditentukan.

Blog Diagram


JK flip-flop merupakan flip flopyang dibangun berdasarkan pengembangan dari RS flip-flop. JK flip-flop sering diaplikasikan sebagai komponen dasar suatu counter atau pencacah naik (up counter) ataupun pencacah turun (down counter). JK flip flop dalam penyebutanya di dunia digital sering di tulis dengan simbol JK -FF. Dalam artikel yang sedikit ini akan diuraikan cara membangun sebuah JK flip-flop menggunakan komponen utama berupa RS flip-flop.

Copyright © Elektronika DasarJK flip-flop merupakan flip flopyang dibangun berdasarkan pengembangan dari RS flip-flop. JK flip-flop sering diaplikasikan sebagai komponen dasar suatu counter atau pencacah naik (up counter) ataupun pencacah turun (down counter). JK flip flop dalam penyebutanya di dunia digital sering di tulis dengan simbol JK -FF. Dalam artikel yang sedikit ini akan diuraikan cara membangun sebuah JK flip-flop
JK flip-flop merupakan flip flopyang dibangun berdasarkan pengembangan dari RS flip-flop. JK flip-flop sering diaplikasikan sebagai komponen dasar suatu counter atau pencacah naik (up counter) ataupun pencacah turun (down counter). JK flip flop dalam penyebutanya di dunia digital sering di tulis dengan simbol JK -FF. Dalam artikel yang sedikit ini akan diuraikan cara membangun sebuah JK flip-flop menggunakan komponen utama berupa RS flip-flop.

Copyright © Elektronika Dasar
JK flip-flop merupakan flip flopyang dibangun berdasarkan pengembangan dari RS flip-flop. JK flip-flop sering diaplikasikan sebagai komponen dasar suatu counter atau pencacah naik (up counter) ataupun pencacah turun (down counter). JK flip flop dalam penyebutanya di dunia digital sering di tulis dengan simbol JK -FF. Dalam artikel yang sedikit ini akan diuraikan cara membangun sebuah JK flip-flop menggunakan komponen utama berupa RS flip-flop.

Copyright © Elektronika Dasar
JK flip-flop merupakan flip flopyang dibangun berdasarkan pengembangan dari RS flip-flop. JK flip-flop sering diaplikasikan sebagai komponen dasar suatu counter atau pencacah naik (up counter) ataupun pencacah turun (down counter). JK flip flop dalam penyebutanya di dunia digital sering di tulis dengan simbol JK -FF. Dalam artikel yang sedikit ini akan diuraikan cara membangun sebuah JK flip-flop menggunakan komponen utama berupa RS flip-flop.

Copyright © Elektronika Dasar
JK flip-flop merupakan flip flopyang dibangun berdasarkan pengembangan dari RS flip-flop. JK flip-flop sering diaplikasikan sebagai komponen dasar suatu counter atau pencacah naik (up counter) ataupun pencacah turun (down counter). JK flip flop dalam penyebutanya di dunia digital sering di tulis dengan simbol JK -FF. Dalam artikel yang sedikit ini akan diuraikan cara membangun sebuah JK flip-flop menggunakan komponen utama berupa RS flip-flop. Rangkaian Dasar JK Flip-Flop JK flip-flop,teori jk flip-flop,fungsi jk flip flop,flip flop jk,rangkaian jk flip flop,dasar jk flip flop,truth table jk flip flop,jk ff,aplikasi jk flip-flop,manfaat jk flip-flop,kelebihan jk flip-flop,ic jk flip flop Gambar rangkaian diatas memperlihatkan salah satu cara untuk membangun sebuah flip-flop JK, J dan K disebut masukan pengendali karena menentukan apa yang dilakukan oleh flip-flop pada saat suatu pinggiran pulsa positif diberikan. Rangkaian RC mempunyai tetapan waktu yang sangat pendek, hal ini mengubah pulsa lonceng segiempat menjadi impuls sempit. Pada saat J dan K keduanya 0, Q tetap pada nilai terakhirnya. Pada saat J rendah dan K tinggi, gerbang atas tertutup, maka tidak terdapat kemungkinan untuk mengeset flip-flop. Pada saat Q adalah tinggi, gerbang bawah melewatkan pemicu reset segera setelah pinggiran pulsa lonceng positif berikutnya tiba. Hal ini mendorong Q menjadi rendah . Oleh karenanya J = 0 dan K=1 berarti bahwa pinggiran pulsa lonceng positif berikutnya akan mereset flip-flopnya. Pada saat J tinggi dan K rendah, gerbang bawah tertutup dan pada saat J dan K keduanya tinggi, kita dapat mengeset atau mereset flip-flopnya. Untuk lebih jelasnya daat dilihat pada tabel kebenaran JK flip-flop berikut. Tabel Kebenaran JK Flip-Flop CLK J K Q Keterangan 0 0 0 * Latch, kondisi terakhir ↑ 0 1 0 ↑ 1 0 1 ↑ 1 1 1 Latch, kondisi terakhir ↑ 1 1 0 Togle ↑ 1 1 1 Togle ↑ 1 1 0 Togle ↑ 0 0 0 Latch, kondisi terakhir ↑ 1 1 0 Latch, kondisi terakhir ↑ 1 1 1 Togle ↑ 1 1 0 Togle Selain dengan tabel kebenaran, dalam memahami karakteristik JK flip-flop seperti tabel diatas dapat dapat juga dipahami melalui timing diagram dari pemberian input kepada JK flip-flop seperti ditunjukan pada gambar berikut. Timing Diagram JK Flip-Flop Timing Diagram JK FF,diagram waktu jk flip flop Dari kedua penjelasan diatas (tabel kebenaran dan timing diagram) karakteristik JK flip-flop dapat kita pahami dengan cepat dan baik. Aplikasi JK flip-flop sering digunakan sebagai komponen utama suatu pencacah digital.

Copyright © Elektronika Dasar
JK flip-flop merupakan flip flopyang dibangun berdasarkan pengembangan dari RS flip-flop. JK flip-flop sering diaplikasikan sebagai komponen dasar suatu counter atau pencacah naik (up counter) ataupun pencacah turun (down counter). JK flip flop dalam penyebutanya di dunia digital sering di tulis dengan simbol JK -FF. Dalam artikel yang sedikit ini akan diuraikan cara membangun sebuah JK flip-flop menggunakan komponen utama berupa RS flip-flop. Rangkaian Dasar JK Flip-Flop JK flip-flop,teori jk flip-flop,fungsi jk flip flop,flip flop jk,rangkaian jk flip flop,dasar jk flip flop,truth table jk flip flop,jk ff,aplikasi jk flip-flop,manfaat jk flip-flop,kelebihan jk flip-flop,ic jk flip flop Gambar rangkaian diatas memperlihatkan salah satu cara untuk membangun sebuah flip-flop JK, J dan K disebut masukan pengendali karena menentukan apa yang dilakukan oleh flip-flop pada saat suatu pinggiran pulsa positif diberikan. Rangkaian RC mempunyai tetapan waktu yang sangat pendek, hal ini mengubah pulsa lonceng segiempat menjadi impuls sempit. Pada saat J dan K keduanya 0, Q tetap pada nilai terakhirnya. Pada saat J rendah dan K tinggi, gerbang atas tertutup, maka tidak terdapat kemungkinan untuk mengeset flip-flop. Pada saat Q adalah tinggi, gerbang bawah melewatkan pemicu reset segera setelah pinggiran pulsa lonceng positif berikutnya tiba. Hal ini mendorong Q menjadi rendah . Oleh karenanya J = 0 dan K=1 berarti bahwa pinggiran pulsa lonceng positif berikutnya akan mereset flip-flopnya. Pada saat J tinggi dan K rendah, gerbang bawah tertutup dan pada saat J dan K keduanya tinggi, kita dapat mengeset atau mereset flip-flopnya. Untuk lebih jelasnya daat dilihat pada tabel kebenaran JK flip-flop berikut. Tabel Kebenaran JK Flip-Flop CLK J K Q Keterangan 0 0 0 * Latch, kondisi terakhir ↑ 0 1 0 ↑ 1 0 1 ↑ 1 1 1 Latch, kondisi terakhir ↑ 1 1 0 Togle ↑ 1 1 1 Togle ↑ 1 1 0 Togle ↑ 0 0 0 Latch, kondisi terakhir ↑ 1 1 0 Latch, kondisi terakhir ↑ 1 1 1 Togle ↑ 1 1 0 Togle Selain dengan tabel kebenaran, dalam memahami karakteristik JK flip-flop seperti tabel diatas dapat dapat juga dipahami melalui timing diagram dari pemberian input kepada JK flip-flop seperti ditunjukan pada gambar berikut. Timing Diagram JK Flip-Flop Timing Diagram JK FF,diagram waktu jk flip flop Dari kedua penjelasan diatas (tabel kebenaran dan timing diagram) karakteristik JK flip-flop dapat kita pahami dengan cepat dan baik. Aplikasi JK flip-flop sering digunakan sebagai komponen utama suatu pencacah digital.

Copyright © Elektronika Dasar
  • Sensor LM35



Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.

LM35 adalah sensor suhu linier analog yang tegangan keluarannya bervariasi secara linier dengan perubahan suhu. LM35 adalah sensor suhu linier tiga terminal dari semikonduktor Nasional. Sensor ini dapat mengukur suhu dari -55 derajat celcius hingga +150 derajat celcius. Output tegangan dari LM35 meningkat 10mV per derajat Celcius kenaikan suhu. LM35 dapat dioperasikan dari catu daya 5V dan arus siaga kurang dari 60uA. Pin keluar dari LM35 ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

 



Bekerja

Dalam praktiknya proses antarmuka sensor LM35 dapat dikatakan sangat mudah. Pada IC sensor LM35 ini terdapat tiga buah pin kaki yakni Vs, Vout dan pin ground. Dalam pengoperasiannya pin Vs dihubungkan dengan tegangan sumber sebesar antara 4 – 20 volt sementara pin Ground dihubungkan dengan ground dan pin Vout merupakan keluaran yang akan mengalirkan tegangan yang besarnya akan sesuai dengan suhu yang diterimanya dari sekitar.

Prinsip kerja alat pengukur suhu ini, adalah sensor suhu difungsikan untuk mengubah besaran suhu menjadi tegangan, dengan kata lain panas yang ditangkap oleh LM35 sebagai sensor suhu akan diubah menjadi tegangan.

Sensor LM35 menggunakan prinsip dasar dioda, di mana ketika suhu meningkat, tegangan di dioda meningkat pada tingkat yang diketahui, dengan memperkuat perubahan tegangan secara tepat, mudah untuk menghasilkan sinyal analog yang berbanding lurus dengan suhu.

Ada dua transistor di tengah rangkaian. Yang satu memiliki area emitor sepuluh kali lipat dari yang lain. Ini berarti ia memiliki sepersepuluh dari kerapatan arus, karena arus yang sama mengalir melalui kedua transistor. Hal ini menyebabkan tegangan pada resistor R1 sebanding dengan suhu absolut, dan hampir linier pada rentang yang kita pedulikan. Bagian "hampir" diurus oleh sirkuit khusus yang meluruskan grafik tegangan versus suhu yang agak melengkung.

Penguat di bagian atas memastikan bahwa tegangan pada basis transistor kiri (Q1) sebanding dengan suhu absolut (PTAT) dengan membandingkan output dari kedua transistor.

Penguat di sebelah kanan mengubah suhu absolut (diukur dalam Kelvin) menjadi Fahrenheit atau Celcius, tergantung pada bagiannya (LM34 atau LM35). Lingkaran kecil dengan huruf "i" di dalamnya adalah rangkaian sumber arus konstan.

Kedua resistor dikalibrasi di pabrik untuk menghasilkan sensor suhu yang sangat akurat. Sirkuit terintegrasi memiliki banyak transistor di dalamnya - dua di tengah, beberapa di setiap penguat, beberapa di sumber arus konstan, dan beberapa di sirkuit kompensasi kelengkungan. Semua itu dimasukkan ke dalam kemasan mungil dengan tiga kabel

Rumus perhitungan:

Rumus umum untuk menghitung suhu dari sensor LM35:


LM35 adalah sensor suhu berdaya rendah, berbiaya rendah, dan berpresisi tinggi yang dirancang dan diproduksi oleh Texas Instruments. IC ini memberikan output tegangan yang secara linier sebanding dengan perubahan suhu.

Sensor LM35 cukup presisi dan konstruksinya yang kuat membuatnya cocok untuk berbagai kondisi lingkungan. Selain itu, Anda tidak memerlukan komponen eksternal untuk mengkalibrasi sirkuit ini dan memiliki akurasi tipikal ± 0,5 ° C pada suhu kamar dan ± 1 ° C pada rentang suhu -55 ° C hingga +155 ° C. Sensor ini memiliki tegangan operasi 4V hingga 30V dan mengkonsumsi arus 60-uA saat sedang bekerja, ini juga membuatnya sempurna untuk aplikasi bertenaga baterai. 

Ada dua kelemahan dari sensor ini. Kerugian besar pertama dari sensor ini adalah tidak dapat mengukur suhu negatif, untuk itu Anda harus membiaskannya dengan suplai polaritas ganda. Jika proyek Anda membutuhkan pengukuran suhu negatif, Anda dapat memilih sensor LM36. Kerugian kedua dari sensor ini adalah sensor ini sangat sensitif terhadap kebisingan karena mengeluarkan data dalam format analog. Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang sensor ini, Anda dapat melihat Lembar Data IC Sensor Suhu LM35.

Sensor suhu LM35 menggunakan prinsip dasar dioda untuk mengukur nilai suhu yang diketahui. Seperti yang kita ketahui dari fisika semikonduktor, saat suhu meningkat, tegangan di dioda akan meningkat dengan kecepatan yang diketahui. Dengan memperkuat perubahan tegangan secara akurat, kita dapat dengan mudah menghasilkan sinyal tegangan yang berbanding lurus dengan suhu di sekitarnya. Tangkapan layar di bawah ini menunjukkan skema internal IC sensor suhu LM35 menurut lembar data.

In practice, this diode that they are using to measure the temperature is not actually a PN Junction diode but its a diode-connected transistor. That is why the relationship between the forward voltage and the transistor is so linear. The temperature coefficient vs collector current graph below gives you a better understanding of the process.

Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35:

  • Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
  • Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
  •  Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
  •  Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
  •  Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
  •  Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
  •  Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
  •  Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
 Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan. Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan 100°C setara dengan 1 volt. Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1°C, dapat dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan antar muka (interface) rangkaian control.
Sensor suhu LM35 mampu melakukan pengukuran suhu dari suhu -55ºC hingga +150ºC dengan toleransi kesalahan pengukuran ±0.5ºC.

Dilihat dari tipenya range suhu dapat dilihat sebagai berikut :
  • LM35, LM35A -> range pengukuran temperature  -55ºC hingga +150ºC.
  • LM35C, LM35CA -> range pengukuran temperature -40ºC hingga +110ºC.
  • LM35D -> range pengukuran temperature 0ºC hingga +100ºC. 
Kelebihan LM 35 :
  • Rentang suhu yang jauh, antara -55 sampai +150ºC
  • Low self-heating, sebesar 0.08 ºC
  • Beroperasi pada tegangan 4 sampai 30 V
  • Tidak memerlukan pengkondisian sinyal
Kekurangan LM 35:
  • Membutuhkan tegangan untuk beroperasi.
Grafik akurasi LM35 terhadap suhu

Blog diagram sensor suhu



  • Sensor UV 

Sensor UV ini mengukur kekuatan atau intensitas radiasi insiden ultraviolet (UV). Sensor UV digunakan untuk menentukan paparan radiasi ultraviolet di laboratorium atau pengaturan lingkungan. Itu dapat menggunakan elemen fotosensitif untuk mengubah sinyal ultraviolet menjadi sinyal listrik terukur melalui mode fotovoltaik dan mode panduan cahaya.
    Sensor UV (Ultraviolet) adalah perangkat elektronik yang dirancang khusus untuk mendeteksi radiasi ultraviolet dalam spektrum elektromagnetik. Radiasi ultraviolet terletak di luar spektrum cahaya yang terlihat oleh mata manusia, dan terdiri dari sinar UV-A, UV-B, dan UV-C. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai UV sensor:





Fungsi Utama:
   - Deteksi Radiasi UV: Sensor UV digunakan untuk mendeteksi intensitas radiasi ultraviolet dalam lingkungan tertentu.

Penggunaan Umum:
   - Keamanan UV: Sensor UV dapat digunakan dalam perangkat keamanan untuk mendeteksi paparan radiasi UV yang tinggi, seperti dalam penggunaan pada goggle atau pakaian pelindung untuk pekerja yang terpapar radiasi UV.


  •  Sensor PH
Sensor pH merupakan ini digunakan untuk mengukur kadar pH yang terkandung pada tanki air hidroponik. Sensor ini beroperasi pada tegangan 3.4 hingga 5 Volt dan suhu operasi 5 hingga 60 derajat celcius. Sensor pH digunakan untuk mengukur kandungan asam pada tank nutrisi air pada kebun hidroponik. 

Sensor pH meter merupakan suatu sensor yang dapat melakukan pengukuran tingkat kadar keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh cairan/larutan. Cara bekerja dari sensor pH air yang utama berada di bagian sensor probe dengan material terbuat dari elektroda kaca, dimana pada elektroda kaca tersebut terdapat larutan HCL yang terdapat pada bagian ujung sensor probe, sensor probe tersebit akan mengukur besaran nilai ion H3O + pada suatu larutan sehingga dapat mengetahui kadar PH pada suatu larutan/cairan[8]. Elektroda sensor pada sensor PH air terbentuk dari bahan lapisan kaca yang sensitif dengan impendasi yang kecil oleh sebab itu dapat mendapatkan hasil pembacaaan dan penilaian yang stabil dan cepat pada suhu cairan/larutan tinggi maupun rendah. Hasil dari pembacaan nilai sensor PH bisa didapatkan oleh mikrokontroler dengan menggunakan antarmuka PH 2.0 yang sudah ada pada modul sensor PH air. Sensor PH air ini sangat baik untuk digunakan dalam melakukan pembacaan kadar PH cairan dengan interval waktu yang lama.
Grafik respon sensor PH adalah : 



Sensor pH adalah sensor yang digunakan untuk mengetahui derajat keasaman. pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman atau kebasaan larutan. Prinsip utama kerja pH meter adalah terletak pada sensor probe berupa elektroda kaca (glass electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion H30+ di dalam larutan. Dalam penggunaannya, sensor pH perlu dikalibrasi berkala agar keakuratannya dapat terjaga. Beberapa produsen sensor pH pada umumnya menyertakan instrumen untuk melakukan kalibrasi secara manual. Jika sensor pH dihubungjan dengan Arduino Uno, kalibrasi dapat dilakukan melalui program antarmuka kalibrasi sensor pH (pengembangan dari library sensor pH yang sudah tersedia). Hasil kalibrasi tersebut kemudian disimpan dalam EEPROM agar dapat digunakan untuk pengukuran normal.

 Spesifikasi:

- Catu Daya 5 V
- Ukuran Modul: 43 mm x 32 mm
- Jangkauan Pengukuran: 0 - 14 pH
- Temperatur Kerja: 0°C - 60°C
- Akurasi: ± 0.1 pH (25°C)
- Respon Waktu: = 1 menit
- Jenis Konektor: BNC
- Antarmuka: PH 2.0
- Gain Adjustment: Potensiometer 
- Indikator Daya: LED 

 



  • LCD
        
    LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah terdiri dari 16 karakter dan 2 baris, mempunyai 192 karakter tersimpan, terdapat karakter generator terprogram, dapat dialamati dengan mode 4 bit dan 8 bit, dilengkapi dengan back light.

        Proses inisialisasi pin arduino yang terhubung ke pin LCD RS, Enable, D4, D5, D6, dan D7, dilakukan dalam baris LiquidCrystal (2, 3, 4, 5, 6, 7), dimana LCD merupakan variabel yang dipanggil setiap kali intruksi terkait LCD akan digunakan. 

       Pada Proyek Akhir ini LCD dapat menampilkan karakternya dengan menggunakan library yang bernama LiquidCrystal. Berikut ada beberapa fungsifungsi dari library LCD: 
  1. begin() Untuk begin() digunakan dalam inisialisasi interface ke LCD dan mendefinisikan ukuran kolom dan baris LCD. Pemanggilan begin() harus dilakukan terlebih dahulu sebelum memanggil instruksi lain dalam library LCD. Untuk syntax penulisan instruksi begin() ialah sebagai berikut. lcd.begin(cols,rows) dengan lcd ialah nama variable, cols jumlah kolom LCD, dan rows jumlah baris LCD. 
  2. clear() Instruksi clear() digunakan untuk membersihkan pesan text. Sehingga tidak ada tulisan yang ditapilkan pada LCD.
  3. setCursor() 19 Instruksi ini digunakan untuk memposisikan cursor awal pesan text di LCD. Penulisan syntax setCursor() ialah sebagai berikut. lcd.setCursor(col,row) dengan lcd ialah nama variable, col kolom LCD, dan row baris LCD. 
  4. print() Sesuai dengan namanya, instruksi print() ini digunakan untuk mencetak, menampilkan pesan text di LCD. Penulisan syntax print() ialah sebagai berikut.lcd.print(data) dengan lcd ialah nama variable, data ialah pesan yang ingin ditampilkan.

  • Motor DC



Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.

Spesifikasi

Pinout

Grafik Respons:


  • Battery

Spesifikasi battery : 12 V

Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik seperti senter, ponsel, dan mobil listrik. Ketika baterai memasok daya listrik, terminal positifnya adalah katode dan terminal negatifnya adalah anoda. Terminal bertanda negatif adalah sumber elektron yang akan mengalir melalui rangkaian listrik eksternal ke terminal positif. Ketika baterai dihubungkan ke beban listrik eksternal, reaksi redoks mengubah reaktan berenergi tinggi ke produk berenergi lebih rendah, dan perbedaan energi-bebas dikirim ke sirkuit eksternal sebagai energi listrik. Secara historis istilah "baterai" secara khusus mengacu pada perangkat yang terdiri dari beberapa sel, namun penggunaannya telah berkembang untuk memasukkan perangkat yang terdiri dari satu sel. Kutub yang bertanda positif menandakan bahwa memiliki energi potensial yang lebih tinggi daripada kutub bertanda negatif. Kutub bertanda negatif adalah sumber elektron yang ketika disambungkan dengan rangkaian eksternal akan mengalir dan memberikan energi ke peralatan eksternal. Ketika baterai dihubungkan dengan rangkaian eksternal, elektrolit dapat berpindah sebagai ion didalamnya, sehingga terjadi reaksi kimia pada kedua kutubnya. Perpindahan ion dalam baterai akan mengalirkan arus listrik keluar dari baterai sehingga menghasilkan kerja. Meski sebutan baterai secara teknis adalah alat dengan beberapa sel, sel tunggal juga umumnya disebut baterai.


5. Prosedur   [Kembali]

    a. Prosedur  [Kembali]

    • Prosedur percobaan:

  1. Siapakan komponen yang dibutuhkan 
  2. Susun rangkaian sebagaimana yang dibutuhkan 
  3. Inputkan codingan Arduino 
  4. Jalankan rangkaian 
  5. Lakukan koreksi jika terjadi error, jika tidak terjadi error maka rangkaian berhasil dan selesai.
  6. b. Hardware dan Diagram Blok  [Kembali]

    • Hardware
      1. Arduino Uno
      2. Sensor Turbidity
      3. Sensor UV
      4. Sensor Water Level
      5. Sensor pH
      6. Sensor LM35
      7. Motor DC
      8. Lampu
      9. Heater
      10. LCD
    • Diagram Blok



    c. Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja [Kembali]

    • Rangkaian Simulasi



    • Prinsip Kerja
Rangkaian diatas menggunakan 5 buah buah sensor, yaitu TDS sensor, water sensor, pH sensor, sensor LM35 dan UV sensor. 

   Sensor TDS diletakkan pada di sisi atas tepi aquarium dimana sensor ini berfungsi untuk mendeteksi tingkat kekeruhan air dalam aquarium.

Ketika Sensor TDS mendeteksi padatan terlarut, output sensor akan masuk ke kaki AD1. Kemudian, arduino akan membaca nilai analog dari TDS meter dan disimpan dalam variabel TDSvalue. Selanjutnya, nilai tersebut dikonversi menjadi tegangan (voltage) dengan memanfaatkan skala nilai output TDS meter (0 hingga 1023) ke tegangan (0 hingga 5V). Tegangan ini kemudian dikonversi menjadi TDS dalam satuan ppm.  Hasil nilai TDS tersebut menentukan apakah air pada akuarium jernih atau tidak. ketika nilai ppm lebih besar dari 20 menandakan air keruh untuk ikan mas sehingga pada output motor penguras air yang terhubung pada pin 12 berlogika 1 membuat relay berpindah dari kiri ke kanan sehingga motor yang berfungsi untuk menguras air aquarium hidup dan menampilkan kondisi "air: keruh" pada LCD.


Tegangan output (V) = (Nilai TDS (ppm) / Faktor konversi) * Vcc
Vout = (20 ppm / 1) * 5V =  100mV = 0.1V

    Disaat yang bersamaan ketika air aquarium terkuras maka Water sensor akan mendeteksi bahwa air pada aquarium kurang dari 60% atau nilai sensor <615 yang menyebabkan water sensor yang terhubug pada pin A1 dari arduino memberikan inputan pada arduino, arduino yang membaca inputan dari water sensor akan mengeluarkan output melalui pin 12 berlogika 1 membuat relay berpindah dari kanan ke kiri sehingga motor yang berfungsi sebagai keran air untuk mengisi air aquarium akan hidup. 
Kedua output dari  sensor ini akan hidup secara bersamaan sampai tingkat kekeruhan air yang di deteksi oleh turbidity sensor kurang dari 60% dan menampilkan kondisi "air: normal" pada LCD. dan ketinggian air yang di deteksi water sensor mencapai 60% maka kedua motor akan mati.

    Sensor pH diletakan di atas dan di di dalam aquarium yang berfungsi untuk mendeteksi kadar pH air aquarium.

Rumus % pH = pH*100/14 = n%

Jadi pH normal untuk aquarium ikan mas koki yaitu 7 - 8. apabila sensor mendeteksi pH diantara 7 - 8 atau 50%-57% maka output dari sensor yaitu motor tidak akan bergerak karna mendeteksi pH normal pada aquarium dan menampilkan kondisi "pH: normal" pada LCD.

Untuk pH 7 = 7*100/14 = 50%
Jika sensor pH yang disambungkan pada pin A3 dari arduino ini mendeteksi pH < 7 atau kurang dari 50% dengan nilai sensor 506 maka akan menyebabkan output dari sensor ini yaitu motor driver berputar ke arah kanan yang secara otomatis memberikan cairan soda bikarbonat pada aquarium untuk meningkatkan pH air aqurium dan menampilkan kondisi "pH: kurang" pada LCD.
Untuk pH 8 = 8*100/14 = 57%
Sedangkan apabila sensor pH mendeteksi pH >8 atau lebih dari 57% dengan nilai sensor 670 maka akan menyebabkan output dari sensor ini yaitu motor driver berputar ke arah kiri yang secara otomatis memberikan cairan cuka pada aquarium untuk menurunkan pH air aquarium menampilkan kondisi "pH: berlebih" pada LCD.

    Sensor LM35 di letakan di dalam aquarium berfungsi untuk mendeteksi dan mengontrol suhu airaquarium.

Jadi suhu normal untu aquarium ikan mas koki berada diantara 25°-30°C. pada kondisi ini output dari sensor baik kipas maupun heater tidak akan hidup karna suhu air aquarium berada pada suhu normal dan menampilkan kondisi "suhu: normal" pada LCD. 

Apabila sensor LM35 yang disambungkan pada pin A4 dari arduino ini mendeteksi  suhu <25° maka output dari sensor ini yaitu motor yang merupakan indikator dari kipas akan berputar untuk menormalkan suhu aquarium kembali dan menampilkan kondisi "suhu: dingin" pada LCD.

Lalu apabila sensor ini mendeteksi  suhu >30° maka output dari sensor ini yaitu heater yang merupakan indikator pemanas akan hidup dan menormalkan suhu aquarium menjadi normal kembali dan menampilkan kondisi "suhu: panas" pada LCD. 

    Sensor UV diletakan diatas aquarium untuk mendeteksi dan mengkontrol pencahayaan pada aquarium. Normalnya lampu aquarium hidup 8 jam per hari dimana output dari sensor ini yaitu lampu akan hidup jika sensor UV tidak mendeteksi cahaya matahari atau tegangan yang di deteksi sensor ini kurang dari 2,5V. Sebalikanya jika sensor ini mendeteksi adanya cahaya matahari atau tegangan yang di deteksi sensor >= 2,5 V makan lampu aquarium akan di matikan secara otomatis.


 

    d. Flowchart dan Listing Program [Kembali]
    • Flowchart



    • Listing Program
Listing code
 

#include <LiquidCrystal.h>

Mengimpor library LiquidCrystal untuk mengendalikan LCD.

#define water1 A1 #define turbidity A0 #define ph A3 #define uv A5 #define suhu A4 #define penguras 13 #define keran 12 #define pupuk 11 #define kipas 10 #define heater 9 #define lampu 8


Mendefinisikan pin analog dan digital untuk sensor dan aktuator yang akan digunakan.

LiquidCrystal lcd(7,6,5,4,3,2);


Membuat objek lcd dari kelas LiquidCrystal dengan pin RS, E, D4, D5, D6, dan D7 yang terhubung ke pin Arduino.

void setup() { lcd.begin(16,1); Serial.begin(9600); pinMode (water1, INPUT); pinMode (turbidity, INPUT); pinMode (ph, INPUT); pinMode (uv, INPUT); pinMode (suhu, INPUT); pinMode (penguras, OUTPUT); pinMode (keran, OUTPUT); pinMode (pupuk, OUTPUT); pinMode (kipas, OUTPUT); pinMode (heater, OUTPUT); pinMode (lampu, OUTPUT); }

Fungsi ini berisi pengaturan awal seperti Menginisialisasi LCD, Serial, dan menetapkan mode pin (INPUT atau OUTPUT) untuk sensor dan aktuator.

void loop() { int sturbidity = analogRead(turbidity); int swater1 = analogRead(water1); int sph = analogRead(ph); int ssuhu = analogRead(suhu); int suv = analogRead(uv);


Membaca nilai sensor turbidity, water, pH, suhu, dan UV.

Serial.println(swater1);

Mencetak nilai sensor water1 ke Serial Monitor.

if (sturbidity > 1000 || sph > 670){ lcd.clear(); lcd.println("air: Keruh"); delay(100); lcd.clear(); lcd.print("air: terkuras"); delay(100); digitalWrite(penguras, 1); } else{ lcd.clear(); lcd.print("air: normal "); delay(100); digitalWrite(penguras, 0); }

Membaca nilai turbidity dan pH, kemudian menampilkan state dari sensor tersebut pada Serial Monitor dan LCD.

Jika nilai sensor turbidity lebih dari 1000 atau nilai sensor pH lebih dari 670, menampilkan pesan "air: Keruh" di LCD dan mengaktifkan motor penguras (penguras dinyalakan).

Jika tidak, maka akan menampilkan pesan "air: normal" dan mematikan motor penguras air.

if (swater1 < 615){ digitalWrite(keran, 1); } else if(swater1 > 615){ digitalWrite(keran, 0); }

Membaca nilai dari sensor water dan mengontrol motor keran air.

Jika nilai sensor yang mendeteksi air kurang dari 615, mengaktifkan keran (keran dinyalakan).

Jika nilai sensor yang mendeteksi air lebih dari 615, maka secara otomatis akan mematikan keran.

if (sph < 506){ lcd.clear(); lcd.print("ph: kurang"); delay(100); digitalWrite(pupuk, 1); } else if (sph > 506 && sph < 670){ lcd.clear(); lcd.print("ph: normal "); delay(100); digitalWrite(pupuk, 0); } else if (sph > 670){ lcd.clear(); lcd.print("ph: berlebih"); delay(100); digitalWrite(penguras, 1); }

Membaca nilai dari sensor pH dan menampilkan pesan di LCD berdasarkan nilai tersebut.

Jika nilai sensor pH kurang dari 506, maka akan mengaktifkan motor soda bikarbonat untuk menstabilkan pH dan menampilkan "pH:kurang" pada LCD.

pH normal jika nilai sensor berada antara 506 dan 670, pada kondisi ini motor pupuk dan penguras akan mati dan menampilkan "pH:normal" pada LCD.

Jika nilai sensor pH lebih dari 670, maka akan mengaktifkan motor penguras dan menampilkan "pH:berlebih" pada LCD.

if(ssuhu < 50){

lcd.clear(); lcd.print("suhu: dingin"); delay(100); digitalWrite(kipas, 0); digitalWrite(heater, 1); } else if(ssuhu > 60){ lcd.clear(); lcd.print("suhu: panas"); delay(100); digitalWrite(kipas, 1); digitalWrite(heater, 0); } else{ lcd.clear(); lcd.print("suhu: normal"); delay(100); digitalWrite(kipas, 0); digitalWrite(heater, 0); }

Memeriksa nilai suhu. Menampilkan pesan di LCD dan mengontrol kipas dan heater sesuai dengan kondisi suhu.

Jika nilai sensor suhu kurang dari 50, maka akan mengaktifkan heater untuk menstabilkan suhu aquarium dan menampilkan "suhu: dingin" pada LCD.

Jika nilai sensor suhu lebih dari 60, maka akan mengaktifkan motor kipas untuk menstabilkan suhu aquarium dan menampilkan "suhu: panas" pada LCD.

Jika nilai sensor suhu berada antara 50-60, maka heater dan motor kipas tidak akan hidup dan menampilkan "suhu: normal" pada LCD.

if (suv < 500){ digitalWrite(lampu, 1); } else{ digitalWrite(lampu, 0); }


}

Memeriksa nilai UV. Jika nilai sensor uv kurang dari 500 maka akan mengaktifkan lampu aquarium.
Jika nilai sensor UV lebih dari 500 maka akan mematikan lampu aquarium.


Selesai loop. Kode di dalam loop akan terus dijalankan secara berulang.

#include <LiquidCrystal.h>

#define water1 A1

#define turbidity A0

#define ph A3

#define uv A5

#define suhu A4

#define penguras 13

#define keran 12

#define pupuk 11

#define kipas 10

#define heater 9

#define lampu 8


LiquidCrystal lcd(7,6,5,4,3,2);


void setup() {

  lcd.begin(16,1);

  Serial.begin(9600);

  pinMode (water1, INPUT);

  pinMode (turbidity, INPUT);

  pinMode (ph, INPUT);

  pinMode (uv, INPUT);

  pinMode (suhu, INPUT);

  pinMode (penguras, OUTPUT);

  pinMode (keran, OUTPUT);

  pinMode (pupuk, OUTPUT);

  pinMode (kipas, OUTPUT);

  pinMode (heater, OUTPUT);

  pinMode (lampu, OUTPUT);


}


void loop() {

  int sturbidity = analogRead(turbidity);

  int swater1 = analogRead(water1);

  int sph = analogRead(ph);

  int ssuhu = analogRead(suhu);

  int suv = analogRead(uv);


  Serial.println(swater1);

  if (sturbidity > 1000 || sph > 670){

    lcd.clear();

    lcd.println("air: Keruh");

    delay(100);

    lcd.clear();

    lcd.print("air: terkuras");

    delay(100);

    digitalWrite(penguras, 1);

  }

  else{

    lcd.clear();

    lcd.print("air: normal  ");

    delay(100);

    digitalWrite(penguras, 0);

  }

  if (swater1 < 615){

    digitalWrite(keran, 1);

  }

  else if(swater1 > 615){

    digitalWrite(keran, 0);

  }


  if (sph < 506){

    lcd.clear();

    lcd.print("ph: kurang");

    delay(100);

    digitalWrite(pupuk, 1);

  }

  else if (sph > 506 && sph < 670){

    lcd.clear();

    lcd.print("ph: normal  ");

    delay(100);

    digitalWrite(pupuk, 0);

  }

  else if (sph > 670){

    lcd.clear();

    lcd.print("ph: berlebih");

    delay(100);

    digitalWrite(penguras, 1);

  }


  if(ssuhu < 50){

    lcd.clear();

    lcd.print("suhu: dingin");

    delay(100);

    digitalWrite(kipas, 0);

    digitalWrite(heater, 1);

  }

  else if(ssuhu > 60){

    lcd.clear();

    lcd.print("suhu: panas");

    delay(100);

    digitalWrite(kipas, 1);

    digitalWrite(heater, 0);

  }

  else{

    lcd.clear();

    lcd.print("suhu: normal");

    delay(100);

    digitalWrite(kipas, 0);

    digitalWrite(heater, 0);

  }


  if (suv < 500){

    digitalWrite(lampu, 1);

  }

  else{

    digitalWrite(lampu, 0);

  }


}

        e. Video Simulasi  [Kembali]

Video Simulasi Rangkaian


Video Simulasi Visual Designer



VIDEO TEORI


 

        f. File Download   [Kembali]